Pages

Minggu, 16 Maret 2014

Lelehan musim api



           
            Gde suta,itu lah nama menjadi salah satu tokoh dalam novel lelehan musim api karangan jean rocher,  disini gde suta lahir di bali,gde suta disini tidak punya pilihan ketika tuntutan ekonimo membuatnya ingin merantau ke ibu kota(Jakarta),apa lagi Suatu hari ia mengendarai motornya memasuki jalan masuk ke desa. Ia nekad ngebut bak pembalap. Tanpa diduga tanpa disangka, ada seorang anak kecil yang nyelonong, jadilah Gde Suta menabrak anak malang itu. Dalam perjalanan ke rumahsakit, si anak meninggal dunia kemudian masalah ini diselesaikan dengan cara kekeluargaan,orang tua gde pun diharuskan membiayai uang bulanan kepada orang tua korban selama 15 tahun,beban ini di tambah teramat karna orang tua suta hanyalah seorang guru,dan sementara itu gde suta pun tidak mempunyai pekerjaan tetap,meski sekali-sekali ia mendapatkan uang dari tulisan yang di publisnya di surat kabar,namun semua itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya( dikutip dari Dodiek Adyttya Dwiwanto )
         
            gde suta sempat berfikir ingin menjual motornya untuk berangkat kejakarta dengan hasil penjualan motornya itu,namun dengan keberuntungan bibi dari suta memberikaan tiket gratis untuk suta,kemudian setelah sampai dijakarta gde pun tinggal dirumah bibinya dan disambut dengan hangat,dirumah bibinya suta pun banyak mengobrol dengan bibinya dan komang,komang sendiri adalah adik kandung dari gde suta yang sudah lama tinggal di Jakarta dan berprofesi sebagai supir pribadi seorang ekspatriat dari Perancis,komang sendri pun waktu kecil terbilang bandel karna dulu komang sudah mengenal yang namanya miras
lalu keesokan harinya komang mengajak suta ke glodok untuk membeli speaker aktif di glodok namun ironi baginya ketikan komang dan suta berada di glodok ada terjadi sebuah kerusuhan yang disebabkan oleh masyarakat yang ingin memberintikan masa orde baru ketika itu,suta pun lari keluar namun komang tetap santai dan tak mau acuh,seketika itu pusat perbelajaan itu atau glodok di bakar oleh masa dan suta pun meliah dengan mata kepalanya bagai mana adiknya terbakar dalam mall itu,lalu jasad komang pun di bawa ke bali dan dimakam kan menurut adat bali

               gde suta pun ter-ingat tentang kutukan yang di berikan keluarganya  oleh butakala dan Putri Laut Uluwat,kutukan itu ada dari waktu leluhur gde suta,dalam novel ini masyarakat bali sangat menghargai adat istiadat yang ada sejak dulu,masyarakat bali juga beranggapan bahwa kalau kita berbuat baik maka kita akan menuai kebaika tetapi apabila kita berbuat kejahatan maka kita akan menuai kejehatan itu pula

               dengan adanya novel itu kita dapat dikaitkan dengan manusia dan kegelisaha yang di kutip dalam novel diatas bagaimana gde suta akan memenuhi kebutuhan agar bias bertahan hidup sedang kan ia punya hanya pekerja lepas yang belum tentu penghasilannya,selain itu manusia dan penderitaan disini kita bias lihat bagaimana gde suta ingin merantau ke ibu kota hanya untuk ingin mencari sesuap nasi untuk membantu keluarganya, dan kita juga dapat dikaitkan dengan manusia dan kebudayaan disini diceritakan bahwa masyarakat bali sangat mematuhi adat istiadat yang ada sejak dulu


sumber : Jean Rocher