I. Artikel Deduktif
Indikator
Ekonomi Makro
Ada
beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi
selama satu periode tertentu.
Pertama, Indeks Harga Konsumen yang merupakan angka indeks yang menunjukkan
tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode
tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa
utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Di Indonesia,
perhitungan IHK dilakukan mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas
pokok. Untuk lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya, perhitungan IHK
dilakukan dengan melihat perkembangan regional, yaitu dengan mempertimbangkan
tingkat inflasi kota-kota besar, terutama ibukota provinsi-provinsi di
Indonesia. Dilihat dari cakupan komoditas yang dihitung IHK kurang mencerminkan
tingkat inflasi yang sebenarnya. Tetapi IHK sangat berguna karena menggambarkan
besarnya kenaikan biaya hidup bagi konsumen, sebab IHK memasukkan komoditas-komoditas
yang relevan (pokok) yang biasanya dikonsumsi masyarakat.
Kedua, Indeks Harga Perdagangan
Besar yang disebut juga sebagai indeks harga konsumen (producer price index).
IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat
produksi. Ketiga, Indeks Harga Implisit yang perhitungan inflasinya dilakukan
dengan menghitung perubahan angka indeks yang sama halnya dengan dua indikator
sebelumnya. Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran laju
inflasi yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode perhitungannya, kedua
indikator tersebut hanya melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratus jenis
barang jasa, dibeberapa puluh kota saja. Padahal dalam kenyataan, jenis barang
dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat
mencapai ribuan, puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis. Untuk
mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom
menggunakan Indeks Harga Implisit (GDP Deflator), disingkat IHI.
Sumber:
Rahardja,
Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
II. Paragraf Deduktif
Kebersihan
Lingkungan
kebersihan lingkungan sangatlah penting bagi
kesehatan kita, oleh karena itu, kebersihan lingkungan harus di tanggapin
dengan serius,sebab dengan lingkungan kita bersih, kita dapat hidup dengan
sehat dan sebalik apabila lingkungan sekitar kita kotor atau kumuh maka akan
tumbuh berbagai macam bibit penyakit yang akan terkena kepada kita,sudah banyak
korban terkena penyakit akibat mereka kurang memerhatikan kebersihan tempat
tinggal mereka,maka dari itu sebaiknya kita mulai menjaga kebersihan lingkungan
kita dari skarang agar kita terhindar dari berbagai macam penyakit yang ada
III. Tugas
1. My :
Penyakit yang disebabkan oleh virus sulit diobati.
Mn
: Deman berdarah disebabkan oleh virus.
K :demam berdarah sulit diobati
E :demam berdarah sulit diobati karena demam
berdarah penyakit yang disebabkan oleh virus
2. My : Semua petani yang baik adalah
petani yang menggarap sawahnya setiap
tahun.
Mn : Paijo menggarap tanah pertaniannya
setiap tahun.
K
: paijo petani yang baik
E
: paijo petani yang baik karena paijo menggarap tanah pertaniannya
setiap tahun
3. My :
Tidak satu pun prajurit TNI menjadi komandan pasukan asing.
Mn : Piere prajurit TNI
K
: piere bukan komandan pasukan asing
E
: piere bukan komandan pasukan asing karena piere prajurit TNI
4. My :
Manusia bersifat selalu ingin tahu.
Mn : Mahasiswa adalah manusia
K :mahasiswa selalu ingin tahu
E :mahasiswa bersifat selalu ingin tahu karena
mahasiswa adalah manusia
5. My :
Tidak ada benda cair yang mengalir ke tempat yang lebih tinggi.
Mn
: Batu bukan benda cair.
K : batu tidak mengalir ketempat yang lebih
tinggi
E : batu tidak mengalir ketempat yang lebih
tinggi karena batu tidak mengalir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar